Kamis, 10 September 2009

JENIS JENIS PONG-PONGAN DI INDONESIA

JENIS-JENIS YANG ADA DI INDONESIA Ada 13 spesies kelomang darat yang bisa dipelihara dengan membuat habitat buatan. Dari jumlah itu, enam di antaranya dapat ditemukan di Indonesia. Kelomang ungu bersapit gemuk (Coenobita brevimanus). Di kalangan penggemar kelomang sering dijuluki Indos atau Indonesian. Jenis kelomang ini bukan hanya ditemukan di Indonesia, tetapi juga di sepanjang pantai tenggara Afrika hingga Kepulauan Pasifik Barat Daya, Kepulauan Micronesia, Filipina, Semenanjung Malaysia, Teluk Siam, Taiwan, dan Kepulauan Ryukyu di Jepang. Warna tubuhnya bervariasi, coklat kehijauan, merah jambu, nila, atau ungu kemerahan hingga biru tua. Kelomang coklat (Coenobita cavipes). Kelomang ini banyak ditemukan di daerah berhutan bakau. Warnanya bervariasi dari hitam, belang coklat kekuningan dan hitam, jingga, hingga merah bata. Kelomang stroberi (Coenobita perlatus) adalah salah satu jenis kelomang darat yang paling eksotis. Kelomang dewasa dapat berukuran sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Warna kelomang ini merah menyala, jingga, atau belang merah putih. Jenis stroberi sangat jarang ditemukan di Indonesia karena kelomang ini rentan terhadap pencemaran. Kelomang stroberi sebaiknya tidak dicampur dengan kelomang lain yang berukuran lebih besar karena mudah mati jika diserang. Tingkat kematian karena molting pada jenis stroberi lebih tinggi dibandingkan kelomang lain. Kawasan Great Barrier Reef di Australia menjadi habitat kelomang stroberi. Satwa yang cenderung bergerak lamban ini juga dilindungi oleh Pemerintah Australia. Kelomang keriput (Coenobita rugosus). Kelomang ini paling banyak ditemukan di pesisir pantai Indonesia dan merupakan salah satu jenis kelomang yang paling aktif. Ukurannya tidak terlalu besar dan rata-rata berwarna abu-abu, hitam, atau putih. Namun, kadang-kadang ditemukan juga kelomang jenis ini yang berwarna merah tua, merah jambu, biru, atau ungu muda. Kelomang ungu-jingga (Coenobita violascens). Sepintas bentuknya mirip kelomang ungu bersapit gemuk. Namun, matanya pipih dan besar serta sepit kirinya tidak terlalu cembung. Warna satwa ini bervariasi dari ungu muda, ungu kecoklatan, ungu kebiruan, dan bercak jingga pada sepit dan kakinya. Kelomang ini habitatnya di pantai barat Sumatera dan sebagian pantai selatan Jawa. Kelomang duri (Coenobita spinosus). Kelomang ini banyak ditemukan di Papua dan Kepulauan Maluku. Warna kulitnya bervariasi dari ungu hingga hitam. (sumber: Happy Crabbie)

UMUR PONG-PONGAN SANGAT PANJANG ?

UMUR KELOMANG / PONG-PONGAN Jika tidak akibat kecelakaan fatal atau terluka akibat ulah manusia, hewan lain atau sesamanya, kelomang bisa hidup sampai berumur 20 tahun. Namun sering kali, pemilik kelomang hanya bisa melihat hewan peliharaannya ini bertahan hidup selama beberapa bulan saja. Kesalahan utama dalam memelihara kelomang adalah tidak menyediakan air untuk membasahi insang dan abdomennya. Atau sebaliknya, karena dianggap sebagai hewan yang hidup di air, kelomang itu sering dibiarkan terendam dalam air hingga mati lemas. Kelomang yang sakit dapat diketahui dari antenanya yang mengatup ke bawah. Aktivitas kedua alat perabanya juga tidak aktif bergerak. Kelomang yang sehat menunjukkan reaksi cepat untuk masuk ke cangkang ketika diangkat atau melihat bayangan orang. Kelomang yang sakit akan meninggalkan cangkangnya sebab dia sudah tidak bertenaga lagi untuk mengangkat cangkang tersebut. Pemilik kelomang barangkali pernah dibuat bingung ketika kelomang peliharaannya tidak mau makan selama beberapa minggu dan hanya mengubur dirinya di dalam pasir. Tingkah laku kelomang ini tidak perlu dicemaskan. Biasanya, hal ini menandakan kelomang akan segera berganti rangka luar tubuhnya (molting). Selama proses molting sebaiknya kelomang dipisahkan dari kelomang lain. Ketika molting, seluruh tubuh kelomang sangat lunak sehingga bisa dimakan oleh kawannya. Kelomang yang sedang berganti kulit sebaiknya dibiarkan saja dan jangan diutak-atik atau diangkat-angkat karena kondisi fisik kelomang sedang rapuh.

Seputar Pemeliharaan Pong-pongan

Memelihara hewan di rumah seperti anjing, kucing, atau ikan barangkali sudah banyak dilakukan orang. Tetapi kalau yang dijadikan hewan peliharaan adalah kelomang, hobi ini tampaknya jarang ditekuni. Apalagi kalau perawatannya dilakukan dengan serius dan memerhatikan kebutuhan dasar satwa yang senang gonta-ganti "baju" ini.
Kelomang darat atau kumang (Sunda) sebenarnya bukan satwa asing bagi kita. Anda mungkin masih ingat, ketika duduk di bangku sekolah dasar atau TK, banyak kelomang darat dijual di depan sekolahan. Anak-anak sering memainkan hewan ini untuk beradu cepat jalan. Agar kelomang mau keluar dari cangkangnya, anak-anak harus meniup-niup lubang cangkang dari hewan berkaki sepuluh itu.

Para pedagang keliling sering menjual kelomang sebagai satwa untuk mainan anak-anak. Tak heran, setelah dipakai bermain, beberapa hari kemudian kelomang-kelomang itu mati mengenaskan. Pasalnya, banyak anak-anak atau orang dewasa tidak tahu cara memelihara kelomang. Entah berapa banyak kelomang yang mati sia-sia karena digunakan sebagai mainan.

Di Jepang dan Amerika, kelomang darat sudah lama menjadi hewan peliharaan di rumah- rumah. Di negara maju itu, orang tidak sembarangan memelihara kelomang darat. Mereka yang ingin memelihara kelomang harus mengerti cara merawat dan mengetahui kebutuhan dasar satwa tersebut. Karena banyak dipelihara di rumah-rumah, negara seperti Amerika Serikat sudah membudidayakan kelomang darat agar binatang ini tidak punah.
Kecintaan terhadap kelomangdarat memunculkan komunitas para pencinta kelomang di Jakarta. Berawal dari omong-omong antarteman, akhirnya mereka membentuk komunitas di dunia maya melalui mailing list (milis) happy_crabbie@yahoogroups.com. Belakangan anggota milis ini bukan hanya dari Jakarta, tetapi juga dari Semarang, Bandung, dan kota lainnya.
Selain menjalin komunikasi, anggota komunitas ini juga saling bertukar pengetahuan tentang cara memelihara kelomang. "Saya tadinya bingung setiap memelihara kelomang pasti mati. Setelah ngobrol sama teman-teman, saya tahu bagaimana cara memelihara kelomang," Sonny Wibawa (35), wiraswastawan yang aktif di Happy Crabbie.

Kepiting pertapa Selain warna-warnanya yang indah, kelomang darat memiliki karakteristik yang unik. Pada siang hari, satwa ini lebih senang menyendiri di dalam cangkang ya. Kebiasaan itu membuat hewan ini sering disebut kepiting pertapa (hermit crab). Bila malam tiba dan keadaan menjadi gelap, hewan dari kerabat kepiting dan udang ini terlihat sangat aktif mencari makan atau menggali-gali pasir. Karena kelomang adalah hewan laut yang hidup di habitat pantai, sebelum memelihara kelomang sebaiknya kita menyiapkan terarium terlebih dulu. Terarium ini semacam akuarium tetapi berisi pasir laut dan beberapa karang. Kebutuhan dasar inilah yang sangat diperlukan kelomang karena hewan ini sangat suka memanjat dan menimbun dirinya di dalam pasir.

Selain terarium, kita juga harus menyiapkan dua macam air, yaitu air tawar dan air laut. Kalau tidak ada air laut, kita bisa mencampurkan garam tanpa yodium dalam air tawar. "Kelomang itu mudah dehidrasi. Selain untuk minum, air yang disediakan itu juga digunakan untuk membasahi bagian perut kelomang," tutur Felix J Wang, penggagas komunitas Happy Crabbie. Memberi makan kelomang bukan hal yang sulit. Pasalnya, hewan ini termasuk pemakan segala (omnivora). Satwa yang beraktivitas pada malam hari ini bisa diberi makan sayuran, buah, daging segar, hingga makanan instan yang dikhususkan bagi kelomang

Kuncinya, jangan memberi makan kelomang terlalu banyak karena sisa makanan akan mengotori dan membuat bau terarium. Sisa makanan ini bisa mengundang serangga seperti semut, lalat buah, dan kecoak yang bisa membunuh kelomang. Gigitan semut bisa membuat kelomang terluka pada perutnya yang lunak. Sedangkan lalat buah bisa bertelur di dalam cangkang kelomang hingga larvanya mengganggu kelomang. "Biasanya saya memberi makan kelomang jam 22.00. Besok paginya, sisa makanan itu selalu saya buang," kata Ferry Kusnadi (29). Demi menjaga kebersihan terariumnya, Ferry juga tidak segan-segan memunguti kotoran kelomang yang ada di pasir. Ferry memiliki tiga kelomang jenis stroberi berukuran sedang dan besar

Sediakan cangkang Memelihara kelomang lebih membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Pasalnya, selain keindahan cangkang dan keeksotisan warnanya, kelomang darat tidak banyak bergerak seperti hewan peliharaan lainnya. Pada siang hari, kelomang lebih suka masuk ke cangkang atau mengubur diri di dalam pasir. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelembaban tubuhnya. Kebanyakan para penggemar kelomang menyukai satwa ini karena senang berganti "baju" atau cangkang. Untuk itu, sebaiknya disediakan beberapa cangkang kosong di dalam terarium agar kelomang leluasa memilih cangkangnya. Kelomang rela berkelahi untuk memperebutkan cangkang yang diinginkannya.
Seumur hidupnya, kelomang selalu mencari "pakaian" yang sesuai ukuran tubuhnya. Bahkan ada kalanya, kelomang sama sekali tidak mau berganti "pakaian" meskipun cangkang yang digunakannya sudah kekecilan.
Kelomang sebenarnya tidak memiliki cangkang sendiri. Untuk menutupi perutnya (abdomen) yang lunak dan mudah terluka, kelomang bisa memakai cangkang dari hewan lain, mulai dari cangkang bekicot yang rapuh hingga cangkang murex (sejenis siput laut) yang eksotis dengan duri-durinya
Kalau tidak ada cangkang bekas hewan lain, kelomang juga bisa memakai benda-benda yang ada di sekitar habitatnya, seperti tempurung kelapa maupun sampah yang ditinggalkan manusia di pantai. "Di pantai, saya sering menemukan kelomang memakai cangkang dari gelas atau tutup botol bekas sirup," kata Felix yang menyukai kelomang sejak duduk di bangku SMA.

Pong-pongan dan Habitatnya

Kelomang coklat (Coenobita cavipes). Warna jenis kelomang yang biasa ditemukan di daerah hutan di dekat pantai ini bervariasi dari hitam, belang coklat kekuningan, atau hitam. Anggota tubuhnya ( termasuk sepit kirinya cenderung ramping dan panjang ) dan tidak terlalu banyak memiliki setæ. Pangkal mata (eyestalk)-nya pipih, tetapi ujung matanya cenderung kecil dan bulat. Jenis C.cavipes lebih menyukai cangkang siput yang mempunyai spire memanjang, seperti bekicot, siput-siput hutan bakau.http://img.photobucket.com/albums/v246/Le_Ciel_Tahitien/Coenobitidae/Coenobita%20cavipes%20270805/Coenobitacavipes_CloseUp_1.jpgKelomang Strawberry (Coenobita perlatus), adalah salah satu jenis kelomang darat yang paling eksotis. Kelomang dewasa dapat mencapai ukuran sebesar kepalan tangan manusia dan memiliki warna kulit ( mulai dari pangkal mata, sungut, kaki-kaki, dan karapasnya ) merah menyala, jingga, atau belang merah dan putih. Warna mata umumnya coklat bening, namun kadangkala ditemukan yang bermata hitam, hijau lumut, atau abu-abu. Selain itu, seluruh tubuh kelomang jenis ini juga dipenuhi setæ atau granule (pori-pori) yang berwarna putih ( inilah yang menjadi alasan mengapa ia disebut “strawberry”). Abdomen kelomang ini selalu berwarna putih bersih dan karapas di bagian punggungnya cenderung melebar. Kaki kiri ketiganya ( yang biasa disebut shield leg – berguna untuk menutup cangkang bersama sepit kiri ) agak gemuk, sementara sepit kirinya bulat dan pipih. Sayangnya, jenis kelomang strawberry sudah sangat sulit ditemui di Indonesia karena ia sangat rentan terhadap pencemaran.Nama Latin kelomang ini, “perlatus”, berarti “penyabar” – karena memang kelomang strawberry senantiasa cenderung bergerak lamban dan tidak mampu melawan jika diserang oleh species lain. Ada versi lain yang menyebutkan bahwa kata "perlatus" berarti "bertaburkan mutiara". Habitat jenis kelomang yang berwarna merah menyala tersebut terbentang dari Pantai Timur Afrika, pulau-pulau di Samudra Hindia, Kepulauan Pasifik Selatan dan sebagian Micronesia, hingga Pulau Paskah. Kawasan Great Barrier Reef merupakan habitat kelomang strawberry dan satwa tersebut menjadi salah satu biota laut yang dilindungi oleh pemerintah Australia. Jenis cangkang siput yang biasa dipilih oleh kelomang strawberry kurang lebih sama seperti yang biasa dikenakan oleh C.brevimanus. Juga dapat ditemui jenis kelomang strawberry yang albino ( berwarna putih, namun sangat jarang ) :http://img.photobucket.com/albums/v246/Le_Ciel_Tahitien/Coenobitidae/Coenobita%20perlatus%20190805/Abaiang__Qamea_4.jpghttp://img.photobucket.com/albums/v246/Le_Ciel_Tahitien/Coenobitidae/Coenobita%20perlatus%20190805/Coenobitaperlatus_in_PolishedTurbom.jpghttp://img.photobucket.com/albums/v246/Le_Ciel_Tahitien/Coenobitidae/Coenobita%20perlatus%20190805/Cperlatus_Tectariuspagodus_2.jpg

Kelomang keriput (Coenobita rugosus), merupakan jenis kelomang yang paling mudah ditemui di pesisir pantai Indonesia dan merupakan salah satu jenis kelomang darat yang paling aktif. Jenis kelomang ini tidak terlalu besar ukurannya dan umumnya mempunyai warna kulit abu-abu, hitam, atau putih. Namun kadangkala ditemukan juga yang berwarna merah tua, merah jambu, biru, atau ungu muda. Ciri utama jenis kelomang ini adalah terdapatnya setæ (pori) yang merata pada hampir seluruh permukaan tubuhnya, serta sebuah parut atau pola mirip bekas jahitan ( //// )pada sisi luar sepit kirinya yang disebut stridulatory ridge

Kelomang ungu-jingga (Coenobita violascens), secara sepintas mirip jenis kelomang C.brevimanus (Indos), tetapi memiliki bentuk mata yang pipih dan besar, serta sepit kiri yang tidak terlalu cembung. Warnanya bervariasi mulai dari ungu muda, ungu kecoklatan, ungu kebiruan, dan terkadang memiliki bercak warna jingga/oranye di sepit dan kakinya. Ada juga yang menjulukinya "Komurasaki" ("Ko"=merah; "murasaki"=ungu), sebab ketika masih muda ( berumur antara 1-5 tahun, warna tubuhnya merah menyala atau oranye, namun seiring dengan bertambahnya usia, warna tubuh berubah menjadi ungu kecoklatan atau ungu kebiruan.

Kelomang biru / Ryukyuan Blueberry (Coenobita purpureus), semula disangka hanya hidup di Kep.Ryukyu (Prefektur Okinawa), namun sejak tahun 2007 saya berhasil mengidentifikasi bahwa species ini juga terdapat di Indonesia ( walaupun mereka minoritas ). Kelomang ini merupakan salah satu kelomang darat yang paling eksotis selain kelomang strawberry. Warna sisi luar keempat kaki dan kedua sepitnya bervariasi mulai dari abu-abu kebiruan, biru muda, biru tua, hingga merah anggur (burgundy), dengan sedikit bercak coklat, kuning, atau jingga. Sisi dalam kaki dan sepitnya, serta bagian abdomen kelomang ini umumnya berwarna putih bersih. Struktur tubuh jenis kelomang ini sangat mirip dengan C.compressus atau C.rugosus, dengan mata yang pipih dan besar, serta warna jingga/kuning pada pangkal kedua matanya.

Kelomang duri (Coenobita spinosus), merupakan salah satu jenis kelomang darat yang dapat ditemui di sebagian wilayah Oceania ( termasuk Papua dan Kepulauan Maluku ). Karakteristik tubuh jenis kelomang ini merupakan perpaduan antara C.brevimanus (Indos) dan C.perlatus (Strawberry): anggota badannya besar dan kekar, bentuk mata pipih, serta memiliki karapas yang melebar. Kelomang ini mudah dikenali karena memiliki bulu-bulu kasar di seluruh kakinya ( sehingga terlihat mirip duri dan penampilannya menyerupai laba-laba tarantula ), sementara warna kulitnya bervariasi dari hitam hingga ungu tua. Julukan bagi kelomang ini di kalangan penggemarnya adalah œspinnera atau œspiny forest land hermit crab.

Diposting : by Agus SW ( My-Hobby Corporation )

Jenis Pong-pongan Darat

Dari 13 jenis kelomang darat yang dikenal saat ini, 8 di antaranya dapat ditemui di wilayah Kepulauan Nusantara:Kelomang ungu bersepit gemuk (Coenobita brevimanus), adalah jenis kelomang darat yang panjang karapasnya dapat mencapai ukuran sekitar 10 cm ( merupakan jenis kelomang darat terbesar kedua setelah ketam kelapa ). Walaupun di kalangan penggemar kelomang sering dijuluki Indos atau Indonesian, bukan berarti jenis kelomang ini hanya dapat ditemukan di Indonesia daerah penyebarannya terbentang dari Pantai Timur Afrika hingga Kepulauan Pasifik Barat Daya, Kepulauan Micronesia, Philippina, Semenanjung Malaysia, Teluk Siam, Pulau Formosa/Taiwan, dan Kepulauan Ryukyu. Nama Latinnya mengandung arti Si Lengan Pendek (brevi = pendek; manus = tangan). Kelomang jenis ini mudah dikenali dari bentuk sepit kirinya yang gemuk/cembung dan bulat dibandingkan sepit kanannya. Warna tubuhnya bervariasi dari coklat kehijauan, merah jambu, nila, ungu kemerahan, hingga biru tua. Kadangkala ditemukan specimen yang memiliki sungut luar sangat panjang. Mata jenis kelomang ini berukuran kecil dan berbentuk silinder (gilig). Jenis kelomang ini kebanyakan menghuni daerah pantai yang kering, berhutan, atau berbatu karang. Jenis kelomang dewasa menyukai cangkang siput dengan ukuran aperture (mulut cangkang) sekitar 80mm atau lebih, seperti jenis bekicot (Achatina fulica, Achatina variegata), siput turnip (Rapana rapiformis), siput sawah/keong emas (Pila polita), siput batulaga, matabulan, matalembu, atau matadewa (Turbo argyrostomus, Turbo cornutus, Turbo marmoratus, Turbo petholatus, Turbo reevei, Turbo setosus), atau bahkan tempurung kelapa dan sisa-sisa sampah non-organik seperti kaleng minuman atau botol plastik/kaca.
Foto dapat dilihat pada :http://img.photobucket.com/albums/v246/Le_Ciel_Tahitien/Coenobitidae/Coenobita%20brevimanus%20110805/TeWakaaMui_3.jpghttp://img.photobucket.com/albums/v246/Le_Ciel_Tahitien/Coenobitidae/Coenobita%20brevimanus%20110805/ThaleLuang_3.jpg
Diposting : Agus SW ( My-Hobby )
e-smart Empat Sembilan Marketing
SEKILAS KEONG HIAS ( PONG-PONGAN )
Banyak orang salah kaprah; hewan laut yang kerap dijual sebagai mainan anak-anak di depan Sekolah Dasar, Taman Kanak-kanak, pasar tradisional, atau di lokasi wisata pantai ini kerap kali dijuluki keong. Padahal tidaklah demikian halnya. Menurut kamus bahasa Indonesia, keong adalah jenis hewan lunak berkaki perut dan bercangkang tunggal atau gastropoda, demikian dalam bahasa Biologinya. Dalam bahasa Inggris, kelomang dikenal dengan istilah hermit crab. Latar belakang julukan ini adalah keberadaan kelomang dalam cangkangnya yang mirip seorang pertapa yang sedang menyendiri dalam sebuah gua. Salah kaprah yang kedua adalah: banyak orang yang menyangka bahwa cangkang kelomang senantiasa ikut bertumbuh seiring dengan bertambah besarnya tubuh sang Pemakai ( seperti pada kura-kura atau siput ). Padahal kenyataannya, cangkang tersebut hanyalah busana bagi si Kelomang. Mengapa mereka harus senantiasa berpakaian ? Tak lain karena bagian belakang tubuh kelomang darat (abdomen alias perut yang lunak) sangat mudah terluka. Abdomen tersebut bergelung sesuai perputaran rongga cangkang siput. dan mempunyai fleksibilitas seperti pegas, sehingga dapat berkontraksi atau memanjang dan mengerut sesuai keperluan. Bagian bawah perut kelomang juga berfungsi mirip insang, yaitu untuk menyerap zat asam yang berasal dari cadangan air dalam cangkang.Phylum : ArthropodaClass : CrustaceaSub-class : MalacostracaOrder : DecapodaInfraorder : AnomuraFamily : CoenobitidaeGenus : Birgus ; CoenobitaSpecies : Birgus latro ; Coenobita brevimanus ; C.clypeatus ; C.cavipes ; C.compressus ; C.perlatus ; C.purpureus ; C.rubescens ; C.rugosus ; C.scaevola ; C.spinosus ; C.violascens
Diposting Oleh : Agus SW ( My-Hobby )
ESMART Empat Sembilan Marketing AGRO Division
Jl. Sidikan 49 Umbulharjo- Yogyakarta